Tahukah Anda Perbedaan Antara Otak Wanita Dengan Otak Pria!
OTAK manusia bila di lihat dari fisiknya memang mempunyai ukuran yang sama. tetapi sebuah studi mempelajari bahwa
otak pria dan
wanita itu memiliki banyak
perbedaan di antaranya:
1. Perbedaan spasial
Pada laki-laki otak cenderung berkembang dan memiliki spasial yang
lebih kompleks seperti kemampuan perancangan mekanis, pengukuran
penentuan arah abstraksi, dan manipulasi benda-benda fisik. Tak heran
jika laki-laki suka sekali mengutak-atik kendaraan.
2. Perbedaan verbal
Daerah korteks otak pria lebih banyak tersedot untuk melakukan
fungsi-fungsi spasial dan cenderung memberi porsi sedikit pada daerah
korteksnya untuk memproduksi dan menggunakan kata-kata. Kumpulan saraf
yang menghubungkan otak kiri-kanan atau corpus collosum otak laki-laki
lebih kecil seperempat ketimbang otak perempuan. Bila otak pria hanya
menggunakan belahan otak kanan, otak perempuan bisa memaksimalkan
keduanya. Itulah mengapa perempuan lebih banyak bicara ketimbang pria.
Dalam sebuah penelitian disebutkan, perempuan menggunakan sekitar
20.000 kata perhari, sementara pria hanya 7.000 kata! Termasuk perempuan
bisa memaksimalkan multi tasking-nya, menggendong si kecil, sembari
memasak dan menyaksikan sinetron favorit di televisi. Sementara kaum
pria, jangan heran kalau mereka tidak mendengarkan panggilan anda ketika
tengah menyimak pertandingan bola dari klub favorit atau tengah
menyaksikan film kesayangan di televisi.
3. Perbedaan bahan kimia
Otak perempuan lebih banyak mengandung serotonin yang membuatnya
bersikap tenang. Tak aneh jika wanita lebih kalem ketika menanggapi
ancaman yang melibatkan fisik, sedangkan laki-laki lebih cepat naik
pitam. Selain itu, otak perempuan juga memiliki oksitosin, yaitu zat
yang mengikat manusia dengan manusia lain atau dengan benda lebih
banyak. Dua hal ini mempengaruhi kecenderungan biologis otak pria untuk
tidak bertindak lebih dahulu ketimbang bicara. Ini berbeda dengan
perempuan.
4. Memori lebih kecil
Pusat memori (hippocampus) pada otak perempuan lebih besar ketimbang
pada otak pria. Ini bisa menjawab pertanyaan kenapa bila laki-laki
mudah lupa, sementara wanita bisa mengingat segala detail.
Bisakah Manusia Berjalan Diatas AIR ???
Selama berabad-abad, manusia dibanjiri ide berjalan
di atas air. Hal itu mungkin karena terinspirasi alam,
di mana ada 1.200 spesies binatang yang berjalan di
atas air. Binatang kecil seperti serangga dan laba-laba menggunakan
ketegangan permukaan untuk 'memegang' molekul air dan membuatnya
mengambang.
Namun,seperti dikutip dari
lifeslittlemysteries, binatang yang lebih besar agak
lebih sulit melakukannya. Menurut terbitan 'Annual
Review of Fluid Dynamics', manusia sebenarnya bisa
berjalan di atas air jika berlari dengan kecepatan 108
km per jam, hampir secepat cheetah. Pria tercepat
dunia, Usain Bolt dari Jamaika, hanya mampu
menempuh kecepatan 37,8 km per jam pada nomor
sprint 100 meter di Kejuaraan Dunia 2009.
Namun, batas tubuh manusia tak membuat kita
berhenti bermimpi. Dalam 40 tahun terakhir,
seseorang telah mematenkan lebih dari 50
perangkat berjalan di air. Jadi meski tak bisa
berjalan di atas air sendiri, kita dapat mengakalinya.
Menurut matematikawan terapan Massachusetts
Institute of Technology (MIT) John Bush, perangkat
ini bekerja dengan dua cara. Yakni meningkatkan
daya apung, atau menggunakan kekuatan dynamic
lift. Sebagian besar perangkat yang sudah
dipatenkan dan mengambil desain klasik ski ponton
milik da Vinci dirancang guna meningkatkan daya
apung. Sisanya menggunakan bahan apung ringan,
seperti styrofoam atau kayu. Di sisi lain, dynamic lift
membutuhkan kekuatan luar yang bekerja pada
tubuh manusia. "Sebuah gaya diperlukan guna
menarik tubuh ke arah sejajar permukaan air," jelas
Bush. Prinsip yang juga bekerja pada sayap pesawat
ini, dapat dilihat ketika perahu bermotor menarik
seseorang di sepanjang permukaan air. Coba
bayangkan ski dengan bertelanjang kaki. Jika
kemiringan kaki benar, air mengalir melewati tubuh
secara efektif dan mengangkat peselancar yang
bertelanjang kaki itu keluar dari air.
Bahaya Lampu Menyala saat Tidur
Wuih…. Ini yang sedang aq cari-cari….. alasan akurat untuk mendukung
kebiasaanku yang emang paling ga suka tidur dalam cahaya lampu terang
benderang. Sejak kecil tuh aq paling ga nyaman tidur dalam keadaan lampu
menyala terang…, rasanya otakku merasa ‘hari belum malam’ deh kalo
lampu masih nyala. Seolah jam sekolah dan bermain terutamanya, masih
terentang panjang.. bener deh. Hal ini berlanjut hingga kini dan malah
menular pada Intan, putri semata wayangku. Gak ingat sugesti darimana,
tapi tetap aja ada perasaan ngeri di hati jika sampai tertidur dalam
keadaan lampu menyala terang, serasa sinarannya itu sedang dengan aktif
mencabik2 dan mengukir kerutan pada wajah, menusuk2 saraf mata yang
seharusnya sedang istirahat… (hahaha….sugesti berlebihan deh…., tapi aq
lupa banget darimana asal sugesti ini, tapi itulah yang sering muncul di
hati jika sampai tertidur dalam keadaan lampu yang menyala terang).
Back to the topic ‘Tidur dengan lampu yang menyala terang? IH BAHAYA LAGEEE!!’
jelas terinspirasi oleh email temanku tadi… ‘HATI HATI jangan TIDUR dgn
LAMPU MENYALA….BAHAYA!!!’ cocok banget nih, karena dah lama aq mencari
artikel pendukung sugestiqu itu…
Segera deh tuh email aq baca, yang ternyata juga dia dapat dari teman
lainnya. Ingin lebih akurat, aq segera deh ke Oom Google… dengan keyword
; tidur dengan lampu menyala terang.
Secepat kilat Oom Google langsung menghamparkan puluhan
link dengan tajuk yang aku cari (Oom Google emang top banget deh
kerjasamanya), dan isinya sama persis dengan isi email yang aq peroleh.
Ternyata berita ini juga sedang hangat dibahas namun sayang kebanyakan
isi blog juga tak beda jauh dari isi emailnya temanku ini. Terpaksa deh
cari-cari info tambahan dari sumber lain.
Adapun isi original dari email temanku dapat sobats baca dibawah ini
(@my friend, ga pa2 kan emailmu ini aq share? Kan demi pengetahuan
bersama toh? Itu juga tujuanmu mensharekan ini untukku kan say?)…..Kita
anggap aja deh temanku itu udah setuju :-)
HATI HATI jangan TIDUR dgn LAMPU MENYALA….BAHAYA!!!
Anak-anak yang tidur dengan lampu menyala beresiko mengidap leukemia.
Para ilmuwan menemukan bahwa tubuh perlu suasana gelap dalam
menghasilkan zat kimia pelawan kanker. Bahkan ketika menyalakan lampu
toilet, begadang, bepergian melintas zona waktu, lampu-lampu jalanan
dapat menghentikan produksi zat melatonin.
Tubuh memerlukan zat kimia untuk mencegah kerusakan DNA dan ketiadaan
zat melatonin tersebut akan menghentikan asam lemak menjadi tumor dan
mencegah pertumbuhannya.
Prof. Russle Reiter dari Texas University yang memimpin penelitian tersebut mengatakan “Sekali
Anda tidur dan tidak mematikan lampu selama 1 menit. Otak Anda segera
mendeteksi bahwa lampu menyala seharian dan produksi zat melatonin
menurun”.Jumlah anak-anak pengidap leukimia naik menjadi dua kali
lipat dalam kurun 40 tahun terakhir. Sekitar 500 anak muda dibawah 15
tahun didiagnosa menderita penyakit ini pertahun dan sekitar 100 orang
meninggal.
Sebuah konferensi tentang anak penderita leukimia diadakan di London
menyatakan bahwa orang menderita kanker akibat terlalu lama memakai
lampu waktu tidur dimalam hari dibanding dengan yang tidak pernah
memakai lampu waktu tidur.
Hal ini menekan produksi melatonin dimana normalnya terjadi antara jam 9
malam s/d jam 8 pagi. Penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa
orang-orang yang paling mudah terserang adalah para pekerja shift yang
memiliki resiko terkena kanker payudara.
Pada kenyataannya, Orang-orang buta tidak rentan terhadap melatonin
memiliki resiko yang lebih rendah mengidap kanker. Maka para orang tua
disarankan utk menggunakan bola lampu yang suram berwarna merah atau
kuning jika anak-anaknya takut pada kegelapan.
Itu email original sahabatku yang ternyata dapat juga kita baca dari
berbagai blog yang dihamparkan oleh Oom Google tadi. Isinya banyak yang
sama persis kok… sobats boleh search sendiri deh di Google, ok?
Tentunya, membaca kalimat2 di atas, terutama kalimat pembukanya cukup
membuat kita shock dan kuatir donk? Tapi apa sedasyat itu kah? Coba kita
lanjut ke kalimat2 berikutnya.
Para ilmuwan menemukan bahwa tubuh perlu suasana gelap dalam
menghasilkan zat kimia pelawan kanker. Bahkan ketika menyalakan lampu
toilet, begadang, bepergian melintas zona waktu, lampu-lampu jalanan
dapat menghentikan produksi zat melatonin. Tubuh memerlukan zat kimia
untuk mencegah kerusakan DNA dan ketiadaan zat melatonin tersebut akan
menghentikan asam lemak menjadi tumor dan mencegah pertumbuhannya.
Apakah zat pelawan kanker yang dimaksud di atas itu melatonin?
Setelah aq coba searching using some related keywords, ga juga nemu
artikel akurat tentang hubungan antara melatonin dan kanker. Namun info
diatas tentu sangat2lah menarik untuk terus kita simak dan camkan di
ingatan. Banyak para ahli memang setuju sekali bahwa anak akan tumbuh
lebih sehat dan tidurnya lebih tenang dan menyegarkan kalau produksi
melatonin sesuai dengan semestinya. Dan sesuai dengan artikel diatas,
lampu terang = produksi melatonin berkurang, maka bisa dijamin akan ada
efek halus di dalam tubuh si anak. Mungkin tidak terdeteksi oleh orang
tua secara cepat, tetapi dalam jangka panjang, mungkin saja efek akan
terlihat tanpa ada yang tahu sebabnya.
Misalnya, anak terlalu gemuk atau terlalu kurus karena ada gangguan
halus pada metabolisme tubuh. Atau anak cepat marah, atau tidak bisa
tenang karena otaknya tidak mendapatkan penyegaran penuh dari tidur,
dll. (Ibaratnya mengisi bateri, dia hanya dapat 90% dan bukan 100%).
Mungkin antara sekian banyak penyebab dari gangguan kecil tersebut
adalah anak tidak pernah dapat tidur yang sempurna, disebabkan lampu
nyala, dan oleh karena itu produksi melatonin terlalu kurang.
Lagi-lagi, Melatonin disebut terus nih…, apa sih melatonin itu?
Lagi-lagi menurut Oom Google, via situsnya dr. Hartadi
(http://www.hartadi.com/tag/hormon-melatonin/) dijelaskan bahwa hormon
melatonin itu adalah zat yang dihasilkan oleh kelenjar pineal didalam
otak yang pembentukannya dipicu oleh gelap dan berfungsi mengatur
bioritme atau irama tubuh dalam hal pengaturan tidur. Kadarnya paling
tinggi ditemukan menjelang pagi hari sekitar jam 02.00 – 04.00 dan
paling rendah di sore hari. Ini juga menjawab kenapa orang semakin
bertambah usia semakin sedikit tidurnya, karena secara alamiah, produksi
hormon melatonin ini juga akan mengalami penurunan, sejalan dengan
pertambahan usia manusia.
Penurunan yang drastis biasanya terjadi sekitar usia 40 tahun sehingga
dengan menurunnya hormon ini maka kualitas tidurpun akan menurun dan
sering berefek pada kesulitan tidur. Manfaat lain melatonin adalah
sebagai anti oksidan yang larut dalam lemak dan air, meningkatkan imun
tubuh menimbulkan relaksasi otot dan membantu meningkatkan mood dan
menghilangkan ketegangan. Jadi sebaiknya kalau tidur lampu dimatikan
agar bisa memaksimalkan produksi melatonin.
Untuk anak, sebaiknya mereka dibiasakan tidur dalam cahaya yang redup.
Jika ada lampu di luar rumah/kamar yang memberikan sedikit sinar ke
dalam kamar seharusnya sudah cukup. Yang penting anak tidak dikasih yang
100% gelap, sehingga dia akan ketakutan kalau bangun di tengah malam.
Satu solusi lagi adalah lampu tidur, tetapi mungkin itu masih terlalu
terang (tergantung lampunya). Tetapi walaupun masih terlalu terang (5-10
watt), lebih baik demikian daripada lampu kamar yang besar.
Solusi lain adalah menyediakan senter buat anak. Ada beberapa senter
yang dijual lengkap dengan pegangannya, yang bisa ditempel di tembok.
Jadi, anak diajarkan untuk tidur dalam kegelapan, dan sudah tahu ada
senter di mana kalau dia bangun dengan rasa takut.
Anak biasanya cepat sekali beradaptasi dengan perubahan kondisi di dalam
kehidupannya. Jadi, seandainya anak protes pada awalnya bahwa dia tidak
suka tidur dalam kegelapan, setelah beberapa minggu kemungkinan besar
dia akan lupa dan anggap kegelapan (cahaya redup) itu hal yang normal.
Well sobats,