Senin, 30 September 2013

Kontak Kami [KIR NEBULA]




Demi menjaga dan menjalin hubungan antar organisasi anda bisa menghubungi link yang kir nebula miliki berikut ini :




1. Group Facebook : https://www.facebook.com/groups/kir.nebula10/
2. Fan Page Facebook : https://www.facebook.com/KirNebula10
3. Website KIR : http://www.kir-palimanan.blogspot.com
4. Rekan Jurnalis KIR Nebula ( Nina 087723291699 )
5. Rekan Teknik ICT (  Indah Handayani 089670868597 )
6. Humas KIR Nebula ( Ruton 089657967780 )

Demikian info yang dapat kami sampaikan semoga bermanfaat. Salam sehat dan selamat beraktifitas kembali :)







8 Tips jaga kesehatan Mata


      Mata merupakan organ pada tubuh kita yang sangat berharga. Denga memiliki mata yang sehat, maka kita dapat melihat keindahan dunia yang telah diciptakan oleh Tuhan YME kepada umatnya. Oleh karena itulah, penting sekali untuk kita senantiasa bersyukur terhadap anugerah mata yang di berikan Tuhan YME kepada kita. Dalam hal ini, kita harus menjaga dan merawat kesehatan mata agar tidak mengalami berbagai penyakit atau masalah kesehatan lainnya yang terkait dengan mata. Lalu, bagaimana menjaga kesehatan mata kita yang paling baik ....????
            Sahabat, tips kesehatan. Banyak sekali penyakit mata yang mungkin tidak asing di telinga kita seperti miopi atau rabun jauh, presbiopi atau tidak dapat melihat benda yang berjarak jauh maupun dekat, katarak, hipermetropi atau rabun dekat, maupun buta warna yang tidak dapat membedakan aneka warna. Berbagai penyebab penyakit tersebut dapat menimpa mata seseorang. Seperti miopi yang banyak menimpa kalangan pelajar dan mereka yang sangat hobi dalam membaca buku. Ini dikarenakan, para pelajar dan orang-orang tersebut membaca buku terlalu dekat. Untuk lebih memahami dan mengerti cara menjaga kesehatan mata yang benar. Berikut ini, tips kesehatan mengetengahkan sebuah artikel yang berjudul 8 tips menjaga kesehatan mata anda. Inilah tips menjaga kesehatan mata anda :
  1. Usahakan membaca buku pada jarak yang ideal. Jarak ideal yang dimaksud yaitu membaca buku pada jarak 30 cm dari buku ke mata anda. Hal ini untuk mencegah penyakit mata seperti miopi atau rabun dekat.
  2. Usahakan tidak membaca buku atau teks apapun dalam kondisi sambil tiduran. Ini juga dapat membuat kesehatan mata anda terganggu seperti dapat terkena miopi.
  3. Usahakan menggunakan penerangan yang tidak minim atau terlalu redup ketika belajar atau membaca apapun itu. karena penerangan yang redup dapat menganggu kesehatan mata anda.
  4. Usahakan mengistirahatkan mata anda, ketika sudah terlalu lama di depan layar komputer atau laptop saat mengerjakan tugas atau aktivitas apapun di komputer atau laptop yang anda miliki. Ini juga sangat penting untuk menjaga kesehatan mata anda.
  5. Usahakan tidak mengucek mata anda, ketika tangan anda dalam keadaan kotor atau habis memegang sesuatu benda. Karena tangan anda yang kotor dapat menginfeksi organ mata anda yang akan berakibat sangat buruk untuk kesehatan mata anda.
  6. Usahakan mengedipkan mata anda dengan intensitas agak ditambah, pada saat fokus melihat sesuatu terlalu lama. Dalam hal ini, sangat fokus dalam memandang layar monitor ataupun laptop saat mengerjakan tugas atau aktivitas yang berkaitan dengan komputer atau laptop.
  7. Usahakan memakan makanan yang sangat baik untuk kesehatan mata anda. Dalam hal ini, wortel merupakan jenis makanan yang paling baik untuk kesehatan mata anda, karena dalam wortel banyak mengandung vitamin A yang sangat baik untuk kesehatan mata anda.
  8. Usahakan agar berhenti dari kebiasaan merokok bagi anda yang memiliki kebiasaan merokok. Ini dikarenakan, anda akan berpotensi mengalami sejumlah penyakit mata seperti katarak dan kerusakan saraf optik pada mata anda.

Perkembangan Iptek di Dunia

"Ilmu pengetahuan merupakan upaya pencarian pengetahuan yang dapat diuji dan diandalkan, yang dilakukan secara sistematis menurut tahap-tahap yang teratur dan berdasarkan prinsip-prinsip serta prosedur tertentu." - Horton, P, B., & Chester L, H

"tekonologi adalah penerapan penemuan-penemuan ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah praktis." - Horton, P, B., & Chester L, H

       Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuh pengetahuan yang disusun sebagai berikut:
  1. Ontologis, dapat diartikan sebagai hakikat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup wujud yang menjadi objek penelaahannya, dengan kata lain ontologis merupakan objek formal dari suatu pengetahuan
  2. Epistemologis, dapat diartikan sebagai cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh pengetahuan
  3. Aksiologis, merupakan asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
       Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) kini sudah mendunia. Banyak orang yang beranggapan bahwa IPTEK merupakan bagian dari hidup mereka bahkan sudah mendarah daging. Dari kalangan atas, menengah, hingga bawah, sudah mengenal IPTEK dengan baik.
       IPTEK diciptakan oleh manusia pada dasarnya untuk memudahkan hidup mereka. IPTEK juga menjadi tantangan bagi para inovator untuk menemukan inovasi-inovasi baru. Dengan begitu, IPTEK dapat memacu kreatifitas dan pola pikir seseorang agar tidak kalah dalam persaingan teknologi.
       Salah satu contoh perkembangan dari IPTEK, khususnya teknologi adalah telepon selular atau yang lebih sering dikenal dengan nama Handphone. Kini handphone sudah menjamur dalam kehidupan masyarakat. Tidak hanya orang dewasa, bahkan anak kecil pun sudah sangat mahir dalam menggunakan handphone. Fungsi handphone adalah untuk berkomunikasi jarak jauh tanpa menggunakan kabel. Handphone dari masa ke masa mengalami perubahan yang tentunya semakin canggih.


        Namun, disamping segelintir manfaat dari handphone, kita pasti juga akan menemukan kelemahan-kelemahan yang ditimbulkannya, diantaranya adalah membuat diri kita boros. Misalnya, jika kita ingin mempunyai handphone, maka kita harus membelinya dengan uang yang cukup banyak. Lalu, jika kita ingin memperindah handphone kita, maka kita akan membeli aksesoris dan semacamnya yang mengharuskan menguras kantong kita. Lalu, handphone juga membutuhkan pulsa agar dapat berkomunikasi.
        Segala hal pasti mempunyai dampak positif dan juga dampak negatif. Begitu pun dengan IPTEK. Tinggal bagaimana kita dapat menggunakannya dengan baik dan benar. Kita harus mampu menjaga pikiran, kelakuan, dan juga harus dapat mempertahankan iman kita jika sedang menjalani aktifitas dengan memanfaatkan IPTEK. Jangan sampai kita terjerumus dalam 'lingkaran setan' yang akan berakhir dengan penyesalan kelak.
        Apakah kalian sudah memanfaatkan IPTEK secara baik dan benar?

Materi Dasar Jurnalistik

1. Pengertian Jurnalistik
Definisi jurnalistik sangat banyak, namun pada hakekatnya sama. Para Pakar, praktis, tokoh komuniikasi atau tokoh jurnalistik mendefinisikan berbeda-beda. Secara harfiah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau hal-ihwal pemberitaan. Kata dasarnya “jurnal” (journal), artinya laporan atau catatan, atau “jour” dalam bahasa Prancis yang berarti “hari” (day) atau “catatan harian” (diary) atau dalam bahasa Belanda journalistiek artinya penyiaran catatan harian.
            Istilah jurnalistik erat kaitannya dengan istilah pers dan komunikasi massa.. Dalam komunkasi massa, jurnalistik mempunyai fungsi sebagai pengelolaan laporan harian yang menarik minat khalayak, mulai dari peliputan sampai penyebarannya kepada masyarakat mengenai apa saja yang terjadi di dunia. Apapun yang terjadi baik peristiwa factual (fact) atau pendapat seseorang (opini), untuk menjadi sebuah berita kepada khalayak.
            Jurnalistik merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaopran setiap hari. Jadi jurnalistik bukan pers, bukan media massa. Menurut kamus, jurnalistik diartikan sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit, dan menulis surat kabar, majalah, atau berkala lainnya.
2. Ruang Lingkup Jurnalistik
Secara garis besar ruang lingkup jurnalistik ke dalam dua bagian, yaitu : news dan views. (
News dapat dibagi menjadi menjadi dua bagian besar, yaitu :
1. Stainght news, yang terdiri dari :
a. Matter of fact news
b. Interpretative report
c. Reportage
2. Feature news, yang terdiri dari :
a. Human interest features
b. Historical features
c. Biographical and persomality features
d. Travel features
e. Scientifict features
Views dapat dibagi kedalam beberapa bagian yaitu :
1. Editorial
2. Special article
3. Colomum
4. Feature article
3. Sejarah Jurnalistik
Jurnalistik pada mulanya hanya berkaitan dengan pengalolahan informasi rapat dan sidang senat romawi yang ditempelkan pada selembar kertas dipusat kota (Forum Romanum). Namanya Acta Diurna yang sampai sekarang diakui sebagai produk jurnalistik pertama dan ada pada zaman Romawi Kuno ketika kaisar Julius Caesar berkuasa.
Dalam sejarah Romawi kuno, para ahli sejarah negara Romawi pada permulaan berdirinya kerajaan Romawi (Imam Agung) mencatat segala kejadian penting yang diketahuinya pada annals (papan tulis yang digantungkan di serambi rumahnya). Catatan pada papan tulis itu merupakan pemberitahuan bagi setiap orang yang lewat dan memerlukannya.
            Pengumuman sejenis itu dilanjutkan oleh Julius Caesar pada zaman kejayaannya. Caesar mengumumkan hasil persidangan senat, berita tentang kejadian sehari-hari, peraturan-peraturan penting, serta apa yang perlu disampaikan dan diketahui rakyatnya, dengan jalan menuliskannya pada papan pengumuman berupa papan tulis pada masa itu. (60 SM) dikenal dengan acta diurna dan diletakkan di Forum Romanum (Stadion Romawi) untuk diketahui oleh umum. Terhadap isi acta diurna tersebut setiap orang boleh membacanya, bahkan juga boleh mengutipnya untuk kemudian disebarluaskan dan dikabarkan ke tempat lain.
Asal kata jurnalistik yang dianggap betul adalah “Journal” atau “Du jour” (bhs.Prancis) yang berarti hari, di mana segala berita atau warta sehari itu termuat dalam lembaran tercetak. Karena kemajuan teknologi dan ditemukannya pencetakan surat kabar dengan system silinder (rotasi), maka istilah “pers muncul”, sehingga orang lalu mensenadakan istilah “jurnalistik” dengan “pers”.     Sejarah yang pasti tentang jurnalistik tidak begitu jelas sumbernya, namun yang pasti jurnaliatik pada dasarnya sama yaitu diartikan sebagai laporan.
            Seiring kemajuan teknologi informasi maka yang bermula dari laporan harian maka tercetak manjadi surat kabar harian. Dari media cetak berkembang ke media elektronik, dari kemajuan elektronik terciptalah media informasi berupa radio. Tidak cukup dengan radio yang hanya berupa suara muncul pula terobosan baru berupa media audio visual yaitu TV (televisi). Media informasi tidak puas hanya dengan televisi, lahirlah berupa internet, sebagai jaringan yang bebas dan tidak terbatas. Dan sekarang dengan perkembangan teknologi telah melahirkan banyak media (multimedia).
Berita
            Dalam jurnalistik, begitu banyak pengertian berita. Masing-masing orang memberikan definisi berita berdasarkan sudut pandang sendiri-sendiri dalam merumuskannya. Dalam buku Reporting, Mitchell V. Charnley menuliskan beberapa definisi berita:  menurut Willard Grosvenor Bleyer,   “Berita adalah segala sesuatu yang terkait waktu dan menarik perhatian banyak orang dan berita terbaik adalah hal-hal yang paling menarik yang menarik sebanyak mungkin orang (untuk membacanya).        Menurut Chilton R. Bush, berita adalah informasi yang “merangsang”, dengan informasi itu orang biasa dapat merasa puas dan bergairah. Sementara Charnley sendiri menyebutkan bahwa berita adalah laporan tentang fakta atau pendapat orang yang terikat oleh waktu, yang menarik dan/atau penting bagi sejumlah orang tertentu.
            Dari sekian definisi atau batasan tentang berita itu, pada prinsipnya ada beberapa unsur penting yang harus diperhatikan dari definisi tersebut al:
   1. Laporan
   2. Kejadian/peristiwa/pendapat yang menarik dan penting
   3. Disajikan secepat mungkin (terikat oleh waktu)
Dalam jurnalistik juga dikenal jenis berita menurut penyajiannya. Pertama, Straight News (sering juga disebut hard news), yakni laporan kejadian-kejadian terbaru yang mengandung unsur penting dan menarik, tanpa mengandung pendapat-pendapat penulis berita. Straight news harus ringkas, singkat dalam pelaporannya, namun tetap nggak mengabaikan kelengkapan data dan obyektivitas.
            Kedua, Soft News (sering disebut juga feature), yakni berita-berita yang menyangkut kemanusiaan serta menarik banyak orang termasuk kisah-ksiah jenaka, lust (menyangkut nafsu birahi manusia), keanehan (oddity).
 Menulis berita
Selain rumus /kaidah 5W+H (What, Who, Where, When, Why plus How, ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam penulisan berita:
Informasi. Informasi adalah batu-bata/ bahan mentah/row material penyusun berita. Tanpa informasi kita tidak bisa menulis berita itu dengan baik. Punya informasi tapi tidak lengkap akan kewalahan menulis berita.
Siginifikansi. Berita yang disampaikan harus memiliki dampak penting dan bermanfaat bagi pembaca berita.
Fokus. Berita yang bagus belum tentu panjang, tapi berita yang bagus adalah berita mendapatkan pont of view/ angle yang tepat, tegas dan fokus. “Less is more,” kata Hemingway.
Konteks. Tulisan yang efektif mampu meletakkan informasi pada perspektif yang tepat sehingga pembaca tahu dari mana kisah berawal dan ke mana mengalir, serta seberapa jauh dampaknya.
Wajah. Jurnalisme itu menyajikan gagasan dan peristiwa; tren sosial, penemuan ilmiah, opini hukum, perkembangan ekonomi, krisis internasional, tragedi kemanusiaan, dinamika agama, dsb. Tulisan yang disajikan itu berupaya mengenalkan pembaca kepada orang-orang yang menciptakan gagasan dan menggerakkan peristiwa. Atau menghadirkan orang-orang yang terpengaruh oleh gagasan dan peristiwa itu.
Lokasi/Tempat. Seorang penulis berita harus punya “sense of place” supaya tulisan jadi lebih hidup. Misalnya aja kamu gambarkan tentang suasana jalannya pertandingan sepakbola yang menegangkan saat kedua klub itu bermain hidup-mati untuk mengejar gelar juara atau menghindari jurang degdradasi.
Suara. Tulisan akan mudah diingat jika mampu menciptakan ilusi tutur atau seorang penulis tengah bertutur kepada seorang pembacanya. Jadi, gunakan kalimat aktif. Bila perlu berbau percakapan.   
Anekdot dan Kutipan. Anekdot adalah kepingan kisah singkat antara satu hingga lima alinea—“cerita dalam cerita”yang umumnya menggunakan teknik dasar penulisan fiksi; narasi, karakterisasi, dialog, suasana. Ini dimaksudkan untuk mengajak pembaca melihat cerita dalam detil visual yang kuat.
 Nilai berita
            Nilai berita adalah seperangkat kriteria untuk menilai apakah sebuah kejadian cukup penting untuk diliput. Ada sejumlah faktor yang membuat sebuah kejadian memiliki nilai berita. 7 di antaranya adalah:
Kedekatan (proximity). Ada dua hal tentang kedekatan. Pertama dekat secara fisik dan kedua, kedekatan secara emosional. Orang cenderung tertarik bila membaca berita yang peristiwa atau kejadiannya dekat dengan wilayahnya dan juga perasaan emosional berdasarkan ikatan tertentu.
Ketenaran (prominence). Orang terkenal memang sering menjadi berita. Seperti kata ungkapan Barat, Name makes news. Bintang film, sinetron, penyanyi, politisi ternama seringkali muncul di koran dan juga televisi.
Aktualitas (timeliness). Berita, khususnya straight news, haruslah berupa laporan kejadian yang baru-baru ini terjadi atau peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan.
Dampak (impact). Sebuah kejadian yang memiliki dampak pada masyarakat luas memiliki nilai berita yang tinggi. Semakin besar dampak tersebut bagi masyarakat, semakin tinggi pula nilai beritanya.
Keluarbiasaan (magnitude). Sebenarnya hampir sama dengan dampak, namun magnitude di sini menyangkut sejumlah orang besar, prestasi besar, kehancuran yang besar, kemenangan besar, dan segala sesuatu yang besar.
Konflik (conflict). Berita tentang adanya bentrokan, baik secara fisik maupun nonfisik, selalu menarik. Misalnya bentrokan antar manusia, manusia dengan binatang, antar kelompok, bangsa, etnik, agama, kepercayaan, perang dsb.
Keanehan (oddity). Sesuatu yang tidak lazim (unusual) mengundang perhatian orang di sekitarnya. Orang yang berdandan esktrentrik, orang yang bergaya hidup nggak umum, memiliki ukuran fisik yang beda denga yang lain pada umumnya, dsb cenderung jadi berita yang bernilai tinggi.
Daya tarik berita (News interest).
Beberapa topik yang mengandung daya tarik berita di antaranya adalah: self-interest,
uang, seks, perjuangan, pahwalan dan keterkenalan, suspence (mencekam), human interest, kejadian (perayaan) dengan lingkup besar, kontes, penemuan baru, hal yang tidak biasa, kejahatan, dsb.
 Sumber informasi untuk bahan berita
Ada beberapa sumber perolehan berita:
Staf surat kabar, yaitu personal yang bekerja pada redaktur surat kabar tertentu, berkantor di redkasi surat kabar tersebut.
Koresponden, yaitu wartawan yang bekerja untuk media atau kantor berita tertentu dan tidak berkantor di kantor redaksi.
Kantor berita (news agencies), yakni lembaga yang khusus berita-berita dalam dan luar negeri serta beraneka jenisnya untuk kemudian dijual ke berbagai media massa.
Features Syndicates, yaitu lembaga yang khusus “menjual” kepada penerbit.
Kalangan publisitas, yaitu orang-orang atau kelompok yang bekerja mempopulerkan orang-orang atau peristiwa.
Volunteer staff, yaitu orang-orang awam atau bukan kalangan pers yang akan memberi informasi berharga tentang gejala dan kejadian yang bisa diangkat sebagai berita.
Syarat sumber berita
            Sebuah tulisan jurnalistik haruslah bersumber dari fakta, bukan opini atau asumsi penulis. Oleh karena itu, harus ada sumber berita yang jelas dan dapat dipercaya.
Ada beberapa syarat sumber berita:
Layak dipercaya, meski kelihatan mudah, tapi wartawan yang belum berpengalaman akan kejeblos mewawancarai sumber yang diragukan kebenaran omongannya. Seorang wartawan kudu jeli dan kritis ketika mengamati peristiwa atau kejadian dan siapa saja yang terlibat di dalamnya.
Berwenang, artinya orang yang punya kekuasaan dan tanggung jawab terhadap masalah yang sedang kita garap. Kenapa ini penting? Pertama, agar tercapai keseimbangan penulisan berita yang balance (seimbang) dan both-sided coverage (liputan yang menyajikan keterangan dua pihak yang bertolak-belakang sehingga fair atau adil). Kedua, agar tulisan atau laporan bisa aman.
Kompeten, artinya sumber berita tersebut layak untuk dimintai keterangannya.
Orang yang berkaitan langsung dengan peristiwa, yaitu sumber berita yang memiliki hubungan, terpengaruh atau mempengaruhi peristiwa tersebut.
Demikian sekilas tentang dasar-dasar jurnalistik, khususnya yang berkaitan dengan sebuah pemberitaan. Masih banyak unsur lainnya dalam jurnalistik seperti manajemen media massa, jenis-jenis tulisan di media massa, termasuk tentang kode etik jurnalistik. Bisa dibahas pada kesempatan lain, atau bisa juga mencari informasi sendiri. Semoga saja ilmu yang meski masih sedikit ini menjadi tambahan wawasan. Tapi intinya, jangan pernah merasa puas mendapatkan sedikit ilmu.
Teknik Menulis Berita
Menulis adalah pekerjaan seni. Pelukis terkenal Sudjojono pernah ditanya seseorang, “Bagaimana Anda melukis?” Sudjojono malah balik bertanya, “Apakah saudara punya buku panduan naik sepeda?” Begitulah. Menulis berita pun tak jauh beda dengan pekerjaan melukis. Namun, karena berita menyajikan fakta-fakta, ada kaidah-kaidah tertentu yang tak boleh ditinggalkan seorang wartawan.
Berbeda dengan atrikel/opini yang sifat beritanya lebih analisis, berita tidak boleh beropin. Dan waktu juga menjadi perhatian lainnya. Berita majalah berbentuk feature berita sehingga sifanya tidak tergantung waktu. Sedangkan koran yang terbit harian sifat beritanya pun terbatas oleh waktu. Esok harinya, sudah ada berita baru sebagai perkembangan berita sebelumnya. Apalagi media dotcom yang melaporkan perkembangan dari jam ke jam bahkan dari menit ke menit. Di sini hanya akan dibatasi menulis berita keras.
Judul
Judul berita sebisa mungkin dibuat dengan kalimat pendek, tapi bisa menggambarkan isi berita secara keseluruhan. Pemberian judul ini menjadi penentu apakah pembaca akan tertarik membaca berita yang ditulis atau tidak.
Menggunakan kalimat aktif agar daya dorongnya lebih kuat. Seorang penulis novel terkenal, Stephen King, pernah mencemooh penulis yang menggunakan kalimat aktif. “Kalimat pasif itu aman,” kata King. Mungkin benar, tapi memberi judul berita bukan soal aman atau tidak aman. Judul aktif akan lebih menggugah. Bandingkan misalnya judul “Suami Istri Ditabrak Truk di Jalan Tol” dengan “Truk Tronton Tabrak Suami Istri di Jalan Tol”. Judul kedua, rasanya, lebih hidup dan kuat. Namun pemberian judul aktif tidak baku. Ada judul berita yang lebih kuat dengan kalimat pasif. Biasanya si subyek berita termasuk orang terkenal.
Lead
Selain judul, lead bisa menjadi penentu seorang pembaca akan melanjutkan bacaannya atau tidak. Sehingga beberapa buku panduan menulis berita menyebut lebih dari 10 lead yang bisa dipakai dalam sebuah berita. Namun, hal yang tak boleh dilupakan dalam menulis lead adalah unsur 5W + 1H (Apa/What, Di mana/Where, Kapan/When, Mengapa/Why, Siapa/Who dan Bagaimana/How) . Pembaca yang sibuk, tentu tidak akan lama-lama membaca berita. Pembaca akan segera tahu apa berita yang ditulis wartawan hanya dengan membaca lead. Tentu saja, jika pembaca masih tertarik dengan berita itu, ia akan melanjutkan bacaannya sampai akhir. Dan tugas wartawan terus memancing pembaca agar membaca berita sampai tuntas.
Lead terkait dengan peg atau biasa disebut pelatuk berita. Seorang reporter ketika ditugaskan meliput peristiwa harus sudah tahu “pelatuk” apa yang akan dibuat sebelum menulis berita. Pelatuk berbeda dengan sudut berita. Ada satu contoh. Misalkan seorang reporter ditugaskan meliput banjir yang merendam ratusan rumah dan warga mengungsi. Yang disebut sudut berita adalah peristiwa banjir itu sendiri, sedangkan peg adalah warga yang mengungsi. Mana yang menarik dijadikan lead? Anda bisa memilih sendiri. Membuat lead soal mengungsi mungkin lebih menarik dibanding banjir itu sendiri. Karena ini menyangkut manusia yang secara langsung akan berhubungan dengan pembaca. Berita lebih menyentuh jika mengambil lead ini. Manusia, secara lahiriah, senang menggunjingkan manusia lain.
Badan Berita
Penentuan lead ini juga membantu reporter menginventarisasi bahan-bahan berita. Sehingga penulisan berita menjadi terarah dan tidak keluar dari lead. Inilah yang disebut badan berita. Ada hukum lain selain soal unsur pada poin 1 tadi, yakni piramida terbalik. Semakin ke bawah, detail-detail berita semakin tidak penting. Sehingga ini akan membantu editor memotong berita jika space tidak cukup tanpa kehilangan pentingnya berita itu sendiri.
Untuk lebih mudahnya, susun berita yang berawal dari lead itu secara kronologis. Sehingga pembaca bisa mengikuti seolah-olah berita itu suatu cerita. Teknik ini juga akan membantu reporter memberikan premis penghubung antar paragraf. Hal ini penting, karena berita yang melompat-lompat, selain mengurangi kejelasan, juga mengurangi kenyamanan membaca.
Cek dan ricek bahan yang sudah didapat. Dalam berita, akurasi menjadi hal yang sangat penting. Jangan sungkan untuk menanyakan langsung ke nara sumber soal namanya, umur, pendidikan dan lain-lain. Bila perlu kita tulis di secarik kertas lalu sodorkan ke hadapannya apakah benar seperti yang ditulis atau tidak. Akurasi juga menyangkut fakta-fakta. Kuncinya selalu cek-ricek-triple cek.
Bahasa
Bahasa menjadi elemen yang penting dalam berita. Bayangkan bahwa pembaca itu berasal dari beragam strata. Bahasa yang digunakan untuk berita hendaknya bahasa percakapan. Hilangkan kata bersayap, berkabut bahkan klise. Jika narasumber memberikan keterangan dengan kalimat-kalimat klise, seorang reporter yang baik akan menerjemahkan perkataan narasumber itu dengan kalimat-kalimat sederhana.
Menulis lead yang bicara. Untuk mengujinya, bacalah lead atau berita tersebut keras-keras. Jika sebelum titik, nafas sudah habis, berarti berita yang dibuat tidak bicara, melelahkan dan tidak enak dibaca. Ada buku panduan yang menyebut satu paragraf dalam sebuah berita paling panjang dua-tiga kalimat yang memuat 20-30 kata. Untuk menyiasatinya cobalah menulis sambil diucapkan.
Berita yang bagus adalah berita yang seolah-olah bisa didengar. Prinsipnya sederhana, makin sederhana makin baik. Seringkali reporter terpancing menuliskan berita dengan peristiwa sebelumnya jika berita itu terus berlanjut, sehingga kalimat jadi panjang. Untuk menghindarinya, jangan memulai tulisan dengan anak kalimat atau keterangan. Agar jelas, segera tampilkan nilai beritanya.
Menghidari kata sifat. Menulis berita dengan kata sifat cenderung menggurui pembaca. Pakailah kata kerja. Menulis berita adalah menyusun fakta-fakta. Kata “memilukan”, misalnya, tidak lagi menggugah pembaca dibanding menampilkan fakta-fakta dengan kata kerja dan contoh-contoh. Tangis perempuan itu memilukan hati, misalnya. Pembaca tidak tahu seperti apa tangis yang memilukan hati itu. Menuliskan fakta-fakta yang dilakukan si perempuan saat menangis lebih bisa menggambarkan bagaimana perempuan itu menangis. Misalnya, rambutnya acak-acakan, suaranya melengking, mukanya memerah dan lain-lain. “Don’t Tell, But Show!”
Menuliskan angka-angka. Pembaca kadang tidak memerlukan detail angka-angka. Kasus korupsi seringkali melibatkan angka desimal. Jumlah Rp 904.775.500, lebih baik ditulis “lebih dari Rp 904 juta atau lebih dari Rp 900 juta”
Ekstrak
1.Jangan pernah menganggap pembaca sudah tahu berita yang ditulis. Dalam menulis berita seorang reporter harus menganggap pembaca belum tahu peristiwa itu, meski peristiwanya terus berlanjut dan sudah berlangsung lama. Tapi juga jangan menganggap enteng pembaca, sehingga timbul kesan menggurui. Menuliskan ekstrak peristiwa sebelumnya dalam berita dengan perkembangan terbaru menjadi penting.
2.Panduan ini tidak mutlak untuk menulis berita. Masih banyak hal yang belum dijelaskan dalam makalah ini. Hal paling baik bisa menulis berita yang enak dibaca adalah mencobanya. Jadi, selamat mencoba. (Disarikan dari berbagai Sumber).
Referensi:
1. Simbolon, Parakitri T., 1997. Vademekum Wartawan. Jakarta. Kepustakaan Populer Gramedia
2. Hadad, Toriq dan Bambang Bujono (Ed)., 1997. Seandainya Saya Wartawan Tempo. Jakarta. Institut Studi Arus Informasi dan Yayasan Alumni Tempo.*